Kamis, 28 Juni 2012

Memicu CDI Tiger dengan Megasquirt

(Posting ini adalah terjemahan dari posting berbahasa Inggris yang dipublikasikan pada 23 Juni 2012 di blog gw yang lain, charmant4age.blogspot.com)

Gw dihadapkan dua pilihan dalam hal pengapian untuk konversi EFI ini: CDI atau igniter. Secara pribadi sebenarnya gw lebih memilih pakai igniter atau pengapian induktif karena energi sparknya lebih besar. Lagipula, gw masih ada igniter dan koil 4A-GE gw nganggur sejak gw konversi Charmant gw ke EDIS tahun kemarin. Masalahnya, gw sedikit khawatir mengenai konsumsi daya sistem induktif. Gw ga yakin setelah gw pasang fuel pump, sensor oksigen, injektor dan ECU, alternatornya masih punya cukup daya untuk mengisi aki dan mencatu sistem induktif. Gw bahkan lagi mempertimbangkan untuk ngubah semua lampu-lampu pakai LED untuk lebih menghemat daya. Oleh karena itu, gw mau coba dulu pakai cara CDI.

Kalau gw bisa berhasil memicu CDI standar dengan Megasquirt, kerja alternatornya bakal lebih ringan. Tidak seperti CDI DC yang dicatu oleh aki dan alternator, Honda Tiger memakai CDI AC yang disuplai daya dari koil pengisian terpisah. Hal ini berarti CDInya akan tetap bekerja walaupun tidak ada aki dan alternator.

Ada dua masalah kalau gw mau pake CDI standar untuk Megasquirt. Pertama, CDI Tiger dipicu oleh pulser (pulse generator) yang pada dasarnya adalah VR sensor di dalam tutup mesin sebelah kiri yang artinya CDI bekerja dengan gelombang sinus (analog). Kalau gw pengen CDInya bisa dipicu oleh Megasquirt, gw harus cari cara supaya CDI tersebut bisa dipicu oleh gelombang digital. Masalah lainnya adalah timing pengapian sudah diatur langsung oleh CDI Gimana gw bisa ngatur timingnya dari Megasquirt kalo CDInya udah ngatur? CDI standar Tiger akan mengatur timing pada 10 derajat sebelum TMA pada saat langsam (sekitar 1400 RPM) dan secara perlahan memajukan derajat pengapian hingga 32 derajat sebelum TMA pada 5000 RPM. Supaya bisa gw atur langsung dari Megasquirt, gw harus membypass sistem yang mengatur pengapian pada CDI tersebut.

Kedua masalah yang gw sebut di atas perlu membongkar CDInya supaya bisa diatasi. Ini berarti membuka casing CDInya sampai bisa melihat komponen elektronik di dalamnya. Untuk bereksperimen, gw beli satu lagi CDI Honda Tiger.

Setelah berjam-jam susah payah.. gw cuma ngebuka sampe segini. Pabriknya bener-bener memastikan bahwa CDI mereka ga bisa dibongkar buat dicontek. Komponennya ditutup resin cor yang keras banget.

Untungnya, bagian solderan di bawah PCBnya masih bisa diakses setelah lapisan resinnya gw congkel pakai pisau secara perlahan.

Sebelum gw jelasin ubahan apa yang gw lakukan terhadap modul CDInya, gw mau berbagi sedikit hasil penelitian gw di internet tentang sistem CDI terutama CDI AC di motor kayak punya gw. Kalo gw perhatikan, CDI AC punya diagram blok sebagai berikut:
Gw tidak akan membahas secara detil fungsi dari masing-masing blok. Cukup banyak info tentang itu di internet untuk lo pelajari sendiri. Gw cuma pengen menunjukkan bahwa gw perlu mem-bypass bagian Time Delay dan Trigger Signal Conditioning supaya gw bisa memicu SCRnya dari Megasquirt secara langsung. Time Delay adalah bagian yang mengatur timing pengapian. Biasanya berbentuk rangkaian RC (resistor-kapasitor) yang menunda pulsa input sebelum mencapai tegangan picu SCR. Trigger Signal Conditioning terkadang dihilangkan tapi fungsinya adalah untuk pengendalian pengapian yang lebih presisi. Kalau sudah pakai Megasquirt, Trigger Signal Conditioning tidak lagi diperlukan karena keluaran MS sudah berupa gelombang blok yang minim gangguan. Perlu gw ingetin, gw tidak terlalu jago dalam hal menganalisa rangkaian elektronik jadi jangan terlalu percaya kata-kata gw. Hahaha..

Jadi, dengan modal ilmu secukupnya di atas, gw berhasil mengidentifikasi dan menebak beberapa komponen modul CDInya dari bawah dan melakukan ubahan sebagai berikut.
Dengan kabel jumper, gw menghubungkan langsung input pulser ke kaki SCR. Gw sengaja memanfaatkan resistor 470 ohm yang sudah ada supaya lebih aman dan memutuskan jalur yang menuju ke kapasitor. Kalau semua berjalan sesuai rencana, harusnya sih CDI ini sudah bisa dikendalikan langsung oleh Megasquirt.

Oh iya, gw juga dapet saran dari Nauval dari website staidbands.com, untuk ngasih resistor 10k dan kapasitor 100nF di antara jalur input setelah resistor 470 ohm dan ground. Maksudnya cuma untuk memantapkan tegangan dan menambah stabilitas di putaran tinggi. Tidak terlalu krusial tapi bagus juga untuk diterapkan.

13 komentar:

  1. salam kenal masbro dari wong mojokerto

    BalasHapus
  2. kenapa nggak pake tci bawaan megasquirtnya aja mas?

    BalasHapus
  3. salam kenal masbro yang wong mojokerto.. alasannya ga pake TCI bawaan MS udah disebutin di artikelnya: TCI makan daya lebih banyak daripada CDI.. takutnya pengisiannya ga cukup apalagi udah tambah macem2 perangkat injeksi. lagian CDI kan pakai spul sendiri.. tapi setelah skrg pakai LED Luxeon, sepertinya pede pakai TCI.

    BalasHapus
  4. kalo boleh tanya ,posisi tonjolan magnet yg kosong (posisi reset ecu)ada pada berapa derajat?

    BalasHapus
  5. posisinya bebas asal tidak dalam range 20-60 derajat sebelum TMA.. bagusnya sih pas 60 derajat.

    BalasHapus
  6. ok mas trims atas infonya,ini mo pasang injeksi juga di supra fit tapi pake injeksi(throttle body assy) mio-j dan ecu made in dhewe pake avr & ga pake turbo (memang mau ngebut dimana? hehehehehehehehehehehe)

    BalasHapus
  7. kalo pake ecu bikinan sendiri, posisi reset ecu sepertinya lebih bebas. larangan tidak boleh 20-60 derajat lebih karena mikroprosesornya butuh waktu buat mikir sebelum bisa mengeluarkan perintah untuk mentrigger busi.. tapi ini kalo pake fuel & spark. kalo fuel only, lebih bebas.

    pake TB Mio-J berarti sistem YM-Jet ya? gw belum terlalu paham sistemnya karena blm pernah liat lgsg TB-nya.. cuma ECU-nya hrs bisa ngeluarin perintah ngebuka katup sekundernya di sekitar 5000 RPM ya? ngebukanya secara gradual atau on-off?

    BalasHapus
  8. belum tahu mas, soale throttle body belum datang & masih binggung pake throttle body punya mio-j apa pake beat fi(soale sama2 murah kisaran harga ,moi-j Rp420rb beat fi rp370an rb,yg saya tahu memang ymjet-fi ada dua katub kupu2nya tapi kalo lihat cara kerjanya harusnya gradual tergantung bukaan throttle

    BalasHapus
  9. Maaf gan mau tanya, yang dimaksud Megasquirt itu apa ya???

    mohon pencerahannya.. heheheheh

    BalasHapus
  10. Megasquirt = ECU alias komputer mesin. Tugas utama ECU adalah mengatur jumlah bensin yg dimasukkan ke ruang bakar. Sebagian juga bertugas mengatur sudut pengapian. Vixion juga ada ECU tapi tidak bisa diprogram. Kalo Megasquirt bisa diprogram dan disetel mengikuti mesin yang diatur oleh Megasquirt tsb.

    BalasHapus
  11. megasquirt itu merek dagang. yaitu ECU open source untuk pendidikan. Operating Sistemnya pake bahasa Assembler, bahasa primitif sedunia. User yang mengerti bahasa assembler di ijinkan untuk memodifikasinya karena tujuan semula untuk "education". Bole dijual juga, tapi founding fathernya tidak bertanggungjawab jika ada kegagalan produk tersebut.

    untuk motor seharusnya pakai MicroSquirt.. CMIIW

    BalasHapus
  12. Bukan Open Source, apalagi buat pendidikan.

    - The hardware designs and application firmware are copyrighted and subject to patents.

    - The source code of the firmware(s) are available to download for peer review and end-user modification, but the code and derivatives are only licensed for use on official Megasquirt hardware.

    Dengan kata lain, silahkan download dan modifikasi "OS"-nya kalau mau.. tapi secara resmi, OS itu cuma boleh dipakai di hardware buatan Megasquirt. Bukan PCB cetakan sendiri.

    BalasHapus
  13. Mas mau tanya,
    Klo drajat standar pengapian megapro berapa ya mas?

    BalasHapus