(Posting ini adalah terjemahan dari posting berbahasa Inggris yang dipublikasikan pada 23 Juni 2012 di blog gw yang lain, charmant4age.blogspot.com)
Gw dihadapkan dua pilihan dalam hal pengapian untuk konversi EFI ini: CDI atau igniter. Secara pribadi sebenarnya gw lebih memilih pakai igniter atau pengapian induktif karena energi sparknya lebih besar. Lagipula, gw masih ada igniter dan koil 4A-GE gw nganggur sejak gw konversi Charmant gw ke EDIS tahun kemarin. Masalahnya, gw sedikit khawatir mengenai konsumsi daya sistem induktif. Gw ga yakin setelah gw pasang fuel pump, sensor oksigen, injektor dan ECU, alternatornya masih punya cukup daya untuk mengisi aki dan mencatu sistem induktif. Gw bahkan lagi mempertimbangkan untuk ngubah semua lampu-lampu pakai LED untuk lebih menghemat daya. Oleh karena itu, gw mau coba dulu pakai cara CDI.
Kalau gw bisa berhasil memicu CDI standar dengan Megasquirt, kerja alternatornya bakal lebih ringan. Tidak seperti CDI DC yang dicatu oleh aki dan alternator, Honda Tiger memakai CDI AC yang disuplai daya dari koil pengisian terpisah. Hal ini berarti CDInya akan tetap bekerja walaupun tidak ada aki dan alternator.
Ada dua masalah kalau gw mau pake CDI standar untuk Megasquirt. Pertama, CDI Tiger dipicu oleh pulser (pulse generator) yang pada dasarnya adalah VR sensor di dalam tutup mesin sebelah kiri yang artinya CDI bekerja dengan gelombang sinus (analog). Kalau gw pengen CDInya bisa dipicu oleh Megasquirt, gw harus cari cara supaya CDI tersebut bisa dipicu oleh gelombang digital. Masalah lainnya adalah timing pengapian sudah diatur langsung oleh CDI Gimana gw bisa ngatur timingnya dari Megasquirt kalo CDInya udah ngatur? CDI standar Tiger akan mengatur timing pada 10 derajat sebelum TMA pada saat langsam (sekitar 1400 RPM) dan secara perlahan memajukan derajat pengapian hingga 32 derajat sebelum TMA pada 5000 RPM. Supaya bisa gw atur langsung dari Megasquirt, gw harus membypass sistem yang mengatur pengapian pada CDI tersebut.
Kedua masalah yang gw sebut di atas perlu membongkar CDInya supaya bisa diatasi. Ini berarti membuka casing CDInya sampai bisa melihat komponen elektronik di dalamnya. Untuk bereksperimen, gw beli satu lagi CDI Honda Tiger.
Setelah berjam-jam susah payah.. gw cuma ngebuka sampe segini. Pabriknya bener-bener memastikan bahwa CDI mereka ga bisa dibongkar buat dicontek. Komponennya ditutup resin cor yang keras banget.
Untungnya, bagian solderan di bawah PCBnya masih bisa diakses setelah lapisan resinnya gw congkel pakai pisau secara perlahan.
Sebelum gw jelasin ubahan apa yang gw lakukan terhadap modul CDInya, gw mau berbagi sedikit hasil penelitian gw di internet tentang sistem CDI terutama CDI AC di motor kayak punya gw. Kalo gw perhatikan, CDI AC punya diagram blok sebagai berikut:
Gw tidak akan membahas secara detil fungsi dari masing-masing blok. Cukup banyak info tentang itu di internet untuk lo pelajari sendiri. Gw cuma pengen menunjukkan bahwa gw perlu mem-bypass bagian Time Delay dan Trigger Signal Conditioning supaya gw bisa memicu SCRnya dari Megasquirt secara langsung. Time Delay adalah bagian yang mengatur timing pengapian. Biasanya berbentuk rangkaian RC (resistor-kapasitor) yang menunda pulsa input sebelum mencapai tegangan picu SCR. Trigger Signal Conditioning terkadang dihilangkan tapi fungsinya adalah untuk pengendalian pengapian yang lebih presisi. Kalau sudah pakai Megasquirt, Trigger Signal Conditioning tidak lagi diperlukan karena keluaran MS sudah berupa gelombang blok yang minim gangguan. Perlu gw ingetin, gw tidak terlalu jago dalam hal menganalisa rangkaian elektronik jadi jangan terlalu percaya kata-kata gw. Hahaha..
Jadi, dengan modal ilmu secukupnya di atas, gw berhasil mengidentifikasi dan menebak beberapa komponen modul CDInya dari bawah dan melakukan ubahan sebagai berikut.
Dengan kabel jumper, gw menghubungkan langsung input pulser ke kaki SCR. Gw sengaja memanfaatkan resistor 470 ohm yang sudah ada supaya lebih aman dan memutuskan jalur yang menuju ke kapasitor. Kalau semua berjalan sesuai rencana, harusnya sih CDI ini sudah bisa dikendalikan langsung oleh Megasquirt.
Oh iya, gw juga dapet saran dari Nauval dari website staidbands.com, untuk ngasih resistor 10k dan kapasitor 100nF di antara jalur input setelah resistor 470 ohm dan ground. Maksudnya cuma untuk memantapkan tegangan dan menambah stabilitas di putaran tinggi. Tidak terlalu krusial tapi bagus juga untuk diterapkan.