Selamat Pagi Pak Edgar,
Sebelumnya salam kenal dengan saya Dian
Kebetulan beberapa waktu yg lalu saya search di internet mengenai efi for small engine
saya ada maksud untuk merubah system karbu pada motor merzy kz 200 saya menjadi efi,
ahirnya saya menemukan blog punya bapak dan setelah saya baca sepertinya bpk cukup expert untuk masalah konversi system efi ini.
Mohon sharing dan informasi mengenai mengenai kit yg bisa dipakai untuk konversi carbu ke efi untuk cc 350
sekilas ada kit dari ecotron tapi harganya mahal banget, siapa tau Pak Edgar punya tips dan trik untuk hal ini.
Demikian dan terimakasih banyak atas perhatian dan kesediaan sharing serta tips nya untuk konversi efi.
Thanks
Dian
Berikut ini jawaban dari gw:
Hihi ga usah pake pak ah..
Salam kenal juga ya bro (atau sis nih? Maap.. namanya ngebingungin).
Iya gw juga udah liat tuh ECOTron.. emang lumayan mahal sih.
Sebelumnya, gw harus nanya: udah yakin mau pakai EFI? Selain biayanya ga sedikit, secara performa sebenernya ga beda jauh dengan karbu yang setelannya optimal.
Kalau bicara masalah EFI lebih irit, karbu yg setelannya pas juga bisa irit kok..
Tapi kalo udah yakin mau ubah EFI.. ada dua bagian penting dari sistem EFI dan ini harus dibeli.. Gw jabarin ya..
1. ECU alias komputer.
Paling enak kalau ada mesin setipe yang udah injeksi (setipe maksudnya sama cc-nya dan sama karakteristiknya seperti jumlah klep, jumlah silinder, kompresi, langkah dan diameter bore).. Kita tinggal caplok keseluruhan sistemnya ke mesin kita. Masalahnya Merzy lo (dan Tiger gw) kan 200cc. Belum ada tuh motor lokal 200cc yang injeksi.. Paling adanya 150cc (Vixion) dan 250cc (CBR). Elo ga bisa langsung pakai ECU motor-motor itu di KZ200 karena nanti campuran bensinnya akan ngaco.. Kalo pakai Vixion bakal terlalu irit (panas dan rentan ngelitik), sedangkan kalau pakai CBR bakal terlalu boros (ga ada larinya, ngebrebet).
Jadi utk ECU, pilihannya:
- Opsi 1: Pakai ECU Vixion atau CBR trus nanti setelannya disesuaikan lagi pakai Piggyback. Gw ga terlalu paham merk2 Piggyback buat motor jadi ga bisa bantu banyak klo mau pilih cara ini.
- Opsi 2: Pakai ECU standalone seperti Megasquirt kyk gw. Skrg ini kalau ga salah ada ECU standalone utk Vixion.. Coba buka Facebooknya VJ Racing Speed. Dia jual tuh kalo ga salah..
- Opsi 3: Pakai ECU Vixion atau CBR trus injektornya disesuaikan.. Misalnya elo pakai ECU Vixion, berarti elo ga boleh pakai injektornya Vixion juga karena bakal terlalu irit. Coba cari injektor yang flow ratenya di atas punya Vixion. VJ Racing Speed juga jual tuh. Merknya MAXTREME.. Cara ini secara prinsip sama dgn pemakai Vixion yang ngeboreup jadi 200cc.. Tapi gw ga saranin pakai cara ini karena ga presisi. Mungkin aja di putaran bawah udah sesuai.. tapi bisa aja di putaran atas masih ngaco. Atau sebaliknya, putaran atas OK, putaran bawah ngaco.
Kalau bisa nyolder, bagusnya sih pilih Megasquirt.. Harga kit-nya US$157, belom ongkos kirim ke sini dan bea cukai. Kalau mau beli jadi rakitan lokal juga ada tapi yang pasti lebih mahal. Yang bikin di sini itu namanya Nurik. Terakhir dia jual klo ga salah 4.7 juta. Coba cek dulu ECU Standalone Vixion punya VJ Racing Speed.. Siapa tau lebih murah..
2. Perangkat Pendukung Injeksi.
Klo gw ambil perangkat ini semuanya dari punya Vixion seperti:
- Fuel pump
- Injektor
- Intake manifold
- Throttle body assy (yang bentuknya kyk karbu)
- Sensor-sensor
Kemarin gw habis 2.5jt buat beli perangkat pendukung ini (di luar harga ECU ya). Gw beli baru semua karena nyari copotan ga nemu..
Paling utama, tentuin dulu mau pakai ECU apa karena nanti yang lainnya akan ngikutin.. Misalnya kalau mau pake ECU Vixion, berarti hrs bikin tonjolan pulser di magnet atau caplok magnet Vixion..
Kalo msh ada pertanyaan, silahkan ya..
Berikut beberapa catatan tambahan dari gw:
1. Untuk masalah piggyback, gw bukan bicara "piggyback" yang modelnya kenop putaran kayak kitnya Koso Injection Control di bawah ini.
Alat di atas bukan piggyback yang ideal karena memanipulasi campuran bensin di seluruh range RPM mesin mulai dari langsam sampai putaran atas. Ujung-ujungnya nanti malah mengorbankan salah satu range. Misalnya sebelum pasang piggyback, kondisi campuran-bensin-udara mesin kita sudah ideal di putaran bawah sedangkan putaran atasnya terlalu kering. Dengan alat Koso di atas ini, kita bisa memperbanyak jumlah bensinnya supaya putaran atasnya ideal dengan memutar kenopnya ke arah "Rich" tapi akibatnya putaran bawahnya juga akan bergeser sehingga menjadi terlalu basah.
Bagaimana dengan menyetel CO di ECU Vixion pakai alat Yamaha FI Diagnostic Tool? Sama aja. Setelan CO ini juga berlaku di seluruh range RPM mesin sehingga nanti ada range tertentu yang harus dikorbankan.
Piggyback yang ideal harus punya fuel map yang bisa diprogram. Seperti yang gw bilang, gw ga paham merk-merk piggyback di motor.. tapi untuk mobil, salah satu merknya adalah Dastek. Gw yakin bisa diterapin ke motor kok.
2. Opsi 3 dari email gw di atas juga sebenarnya kurang bagus. Kasusnya sama aja. Dengan mengganti injektornya saja, kita bakal mengorbankan salah satu range RPM karena penggantian injektor yang lebih besar akan memperkaya campuran bensin di seluruh range putaran mesin.
3. Kalau setelan karburatornya sudah pas, jangan berharap ada peningkatan tenaga yang signifikan kalau mesinnya diubah ke injeksi. Sebenarnya injeksi atau karbu itu sama aja fungsinya: memastikan mesin disuplai bensin sesuai kebutuhan. Kalau dengan karbu saja mesinnya sudah dapat yang dia butuhkan, diubah ke injeksi tidak akan dapat kenaikan performa.
4. Sebenarnya yang paling menaikkan torsi mesin adalah memajukan timing pengapian, bukan memainkan campuran bensinnya. Jadi, kalau mau konversi ke injeksi dan tujuannya adalah menaikkan performa, usahakan sistem yang dicaplok juga bisa memanipulasi timing pengapiannya (selain memanipulasi campuran bensin). Yang ngikutin blog gw pasti udah tahu untuk saat ini Tiger gw masih mengandalkan timing pengapian aslinya. Jadi sistem gw saat ini bisa disebut sebagai "fuel only", bukan "fuel and spark". Gw masih nyari magnet Tiger copotan lagi supaya bisa ngubah sistem gw ke "fuel and spark". Memanipulasi timing juga bisa pakai CDI programmable.. Jadi tinggal pilih, mau pakai ECU (atau piggyback) yang bisa memanipulasi pengapian sekaligus campuran bensin ATAU ECU-nya mengendalikan campuran bensin saja dan ditandem dengan CDI programmable.
5. Alasan gw ubah mesin gw ke injeksi sebenarnya karena gw mau pasang turbo. Turbo butuh campuran bensin yang presisi supaya resiko lean-out (dan jebol..) bisa diminimalisir dan satu-satunya cara untuk menyetel campuran bensin dengan presisi adalah dengan konversi injeksi. Selain itu, ketika turbonya ngeboost, timing pengapian juga harus dimundurkan supaya tidak ngelitik.. makanya gw harus bikin sistem gw jadi "fuel and spark" dulu sebelum naik turbo (kecuali nekat.. Hahahaha)
Mudah2an ini bisa ngebantu nambah pengetahuan buat yang sedang menimbang-nimbang untuk konversi ke EFI.